Tak heran, beberapa panitia sempat mengungkapkan, perasaaan malu melihat keuletannya.

“Malu rasanya lihat Puang Ommang bolak-balik baru sebagian dari kita hanya bisa terkesan banyak protes,” jika penulis tak salah ingat, beberapa kali terjadi silang pendapat antara panitia, namun Andi Promal pawi dengan tenang bisa menyelesaikan dengan cara santun.

Sekali lagi, tanpa harus membandingkan dengan panitia inti lainnya yang juga sangat bekerja keras siang dan malam (subyektif-red).

Sebagai salah satu panitia, penulis sempat agak memuncak kemarahan, tapi dengan tenang pendiri kelompok Mahasiswa Latenri Tatta Unhas sekitar tahun 89 ini, memberikan wejangan agar tetap sabar, karena pertemuan ini adalah kegiatan keluarga.

”Maumi diapai ndi, para kita semua ji keluarga. Jangan maki marah,” ungkapnya suatu waktu kepada penulis.

Hingga akhirnya pada malam gladi menghabiskan waktu hingga pukul 03.00 dini hari subuh. Penulis yang juga sebagai panitia terdiam, karena Andi Promal pawi mendatangi dan membisikkan sesuatu ‘De upasirisikii ndi’ suatu bahasa yang sangat dalam artinya khususnya dalam rumpun kekerabatan keluarga. Insya Allah semua berjalan lancar! Dan…..