“Tidak mungkin pak ada ekspor nikel perdana besok (5 Mei). Kalau mau ekspor ya harus operasikan, tapi ini ya pabrik smelternya tidak pernah menyala,” ucap Fadil.

Tokoh masyarakat Kabupaten Bantaeng, H Hengki Ahmad Daeng Sila, menyampaikan pendapat serupa. Dipastikannya tidak akan ada ekspor nikel perdana, baik dari PT Huadi Nickel Alloy Indonesia maupun PT Titan Mineral Utama. Pasalnya, kedua perusahaan itu masih memiliki sejumlah masalah yang tidak mungkin bisa dirampungkan dalam waktu dekat.

PT Huadi misalnya, Daeng Sila, menyebut sampai sekarang belum memiliki pasokan batu bara. Adapun kendala PT Titan lebih parah, dimana belum ada mesin produksi, meski sudah memiliki stok batubara. Kalaupun itu semua terpenuhi, ekspor nikel masih terkendala keberadaan pelabuhan yang memadai.

“Mustahil itu mau ekspor nikel perdana, kalau bahan untuk produksi saja belum lengkap. Masih banyak bengkalai masalahnya, belum lagi tidak ada pelabuhan representatif. Pelabuhan yang ada sekarang tidak bisa disandari kapal besar, bagaimana mau ekspor kalau begitu,” ujar Daeng Sila.

Menurut Daeng Sila, Nurdin Abdullah sebaiknya berhenti untuk terus menjanjikan hal-hal yang masih sulit untuk direalisasikan. Ia memprediksi sampai beberapa bulan ke depan, ekspor nikel perdana masih sulit untuk direalisasikan. (***)