JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan penghinaan terhadap Nabi Muhammad pelanggaran kebebasan beragama.

Hal tersebut ia sampaikan dalam konferensi pers akhir tahun.

Baca Juga : Pidato Hari Natal, Ratu Elizabeth II Beri Penghormatan Pangeran Philip

Putin mengatakan, penghinaan Nabi Muhammad tidak bisa dianggap sebuah ekspresi kebebasan seni, melainkan pelanggaran kebebasan beragama.

Ia juga mengkritik unggahan foto Nazi di situs web berjudul Resimen Abadi dan didedikasikan untuk Rusia yang tewas dalam Perang Dunia Kedua.

Menurutnya, tindakan tersebut menimbulkan pembalasan eksterimis melalui serangan terhadap kantor redaksi majalan Charlie Hebdo di Paris setelah penerbitan kartun nabi.

Pada 2020, Presiden Vladimir Putin mengungkapkan kemarahannya atas penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh media satire Charlie Hebdo dan insiden pembunuhan seorang guru di Prancis.

Putin mengatakan ada keseimbangan yang baik antara mengekspresikan diri dan menghina perasaan seluruh kelompok orang.

“Di mana batas kebebasan yang satu dengan kebebasan yang lain?,” tanya Putin dalam konferensi pers akhir tahun 2020.

Kemudian Putin menjawab, ketika kebebasan seseorang dimulai, maka kebebasan orang lain harus diakhiri.

“(Mereka yang) bertindak sembarangan, menghina hak dan perasaan orang beragama, harus selalu ingat akan ada reaksi balik yang tak terhindarkan. Tapi, di sisi lain, ini tidak boleh agresif,” tambahnya seperti dikutip dari RT.

Pernyataan Putin tersebut merujuk pada penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh media satire Charlie Hebdo dan insiden pemenggalan seorang guru bernama Samuel Paty.

Putin mengatakan hal tersebut sebagai bukti “multikulturalisme telah gagal” di negara Barat.

Baca Juga : NASA Luncurkan JWST Menuju Luar Angkasa

Pilihan Video