MAKASSAR – Akhir tahun menjadi momen untuk refleksi diri menjadi lebih baik ke depan demi kepentingan masyarakat dalam menghadapi berbagai persoalan di bidang kesehatan termasuk stunting dan Covid-19.

Tahun 2021 adalah tahun kedua pandemi. Bukan menjadi sebuah batasan untuk terus berbuat menekan stunting di Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan berbagai program pengendalian stunting yang terus digerakkan Plt Gubernur Andi Sudirman Sulaiman.

Baca Juga : Gelar Jumat Bersih, Fatmawati Ajak Orang Tua Cegah Stunting

Prevalensi Stunting berdasarkan elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) tahun 2021. Prevalensi Stunting Sulsel adalah 9,2%. Angka menurun dari data tahun 2020 yang mencapai 12,3%.

Sementara itu, hasil survey SSGI yang dilaunching tanggal 27 Desember 2021. Prevalensi stunting Sulawesi Selatan adalah 27,4%. Angka ini walau masih berada diatas angka Nasional, Namun mengalami penurunan dari hasil SSGI tahun 2019 yaitu 30,6%. Untuk peringkat stunting Nasional

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Prov Sulsel, Husni Thamrin mengatakan, mengendalikan stunting dengan program Ayo Stop Stunting (ASS) Sulsel sebagai program pendampingan tenaga gizi kepada daerah dengan angka stunting tinggi di 24 Kabupaten/Kota.

“Mengendalikan angka stunting dengan Program Ayo Stop Stunting untuk percepatan penurunan stunting berfokus pada daerah angka stunting yang tinggi dengan menurunkan 10 tanaga pendamping untuk setiap 10 desa setiap daerah di 24 Kabupaten/Kota dengan total 240 pendamping,” katanya.

Menurunya hadirnya tenaga pendamping di desa sangat berpengaruh menurunkan angka stunting di masa pendemi Covid-19.

“Harapan kita dengan masifnya program Ayo Stop Stunting menekan angka stunting di desa maka akan menurunkan angka stunting di Sulsel,” harapnya.

Baca Juga : Tingginya Angka Stunting, Fatmawati Harap Warga Perhatikan Tumbuh Kembang Anak

Pilihan Video