JAKARTA – Mantan Perdana Menteri Bulgaria, Boyko Borissov ditahan pada Kamis malam. Penahanannya sebagai bagian dari operasi pembuktian oleh Jaksa Penuntut di Uni Eropa.

Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri Bulgaria.

Di Bulgaria, Borissov juga memegang jabatan sebagai Ketua Partai GERB, yakni partai oposisi terbesar di Bulgaria. Dia menjadi Perdana Menteri Bulgaria hampir satu dekade dan berakhir pada April 2021 setelah kalah di pemilu.

Baca Juga : Serangan Rusia di Ukraina, Warga Muslim Berlindung di Masjid Mariupol

Kekalahan Borissov dipemilu dipicu oleh kemarahan masyarakat atas dugaan korupsi di level pejabat tingkat tinggi di Bulgaria. Bulagria adalah negara termiskin di Uni Eropa.

Dilansir dari tempo.co, Bulgaria saat ini dipimpin oleh pemerintahan yang baru, hasil koalisi sayap tengah dan berkuasa pada Desember 2021 lalu. Pemerintahan baru Bulgaria sudah berjanji tidak akan memberikan ampun pada pelaku korupsi.

Selain Borissov, tiga anggota Partai GERB juga ikut ditahan. Salah satunya mantan Menteri Keuangan Bulgaria Vladislav Goranov.

European Public Prosecutor’s Office (EPPO) saat ini sedang melakukan upaya pembuktian di Bulgaria. EPPO yang dipimpin oleh mantan Kepala anti-Korupsi Rumania Laura Kovesi, akan focus untuk membuktikan dugaan penipuan terkait penyalahgunaan uang Uni Eropa.

Menurut Kovesi, pihaknya telah menerima banyak komplain dari Bulgaria dan telah melakukan 120 investigasi. Puluhan politikus Partai GERB dan para pendukung mantan Perdana Menteri Borissov, berkumpul di depan rumah Borissov di pinggir kota Sofia.

Mereka meneriakkan tuntutan pengunduran diri pada pemerintah Bulgaria yang baru dan menuduh polisi Bulgaria telah melakukan represi politik.

Baca Juga : Belanda Bekukan Aset Rusia Rp3,18 Triliun

Pilihan Video