Jakarta -Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan mendorong produksi minyak yang lebih besar dari negara-negara OPEC, ketika ia bertemu dengan para pemimpin Teluk di Arab Saudi pekan ini.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan pada Senin, 11 Juli 2022, bahwa upaya Biden itu untuk menurunkan harga bensin.

Biden berangkat Selasa malam, 12 Juli 2022, dalam kunjungan pertamanya ke Timur Tengah sebagai presiden.

Dia dijadwalkan mendarat di Israel, wilayah pendudukan Tepi Barat, kemudian melawat Arab Saudi dalam agendanya. Kunjungannya itu dilakukan ketika Biden berjuang untuk menurunkan harga bensin di dalam negeri yang telah berkontribusi pada penurunan popularitasnya.

Sullivan mengatakan, anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak memiliki kapasitas untuk mengambil langkah lebih lanjut untuk meningkatkan produksi minyak. Hal ini tetap dilakukan meskipun sebelumnya ada Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menegaskan hampir tidak dapat meningkatkan produksi minyaknya.

“Kami akan menyampaikan pandangan umum kami, bahwa kami percaya perlu ada pasokan yang memadai di pasar global untuk melindungi ekonomi global dan untuk melindungi konsumen Amerika,” kata Sullivan seperti dilansir Reuters.

Para ahli mengatakan, Gedung Putih memahami Arab Saudi tidak mungkin bergerak secara sepihak. Sebab Riyadh dan negara-negara Teluk lainnya kekurangan kapasitas cadangan yang signifikan.

“Saya pikir lonjakan produksi Saudi tampaknya tidak mungkin. Saya mengharapkan beberapa pernyataan non-konfrontatif dari Arab Saudi soal membantu menyeimbangkan pasar minyak global, memenuhi permintaan global, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas di antara negara-negara pengimpor,” kata Ben Cahill, pakar senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Lawatan Biden ke Timur Tengah menghadapi kritik di dalam negeri dari kelompok-kelompok hak asasi manusia. Sebab politikus Demokrat itu akan bertemu Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, pemimpin de facto Arab Saudi.