Sehingga awak media tersebut melepas rompi anti peluru dan seluruh simbol-simbol media yang digunakan sebagai protes atas tindakan Israel dan mengungkapkan bahwa semua manusia yang ada di Palestina saat ini hanya menunggu giliran untuk mati karena serangan israel yang membabi buta. Ini adalah kejahatan kemanusiaan karena tindakan ini sudah menafikan bahkan mendistorsi nilai humanis, manusia sudah tidak ada nilainya lagi. Israel telah melakukan pembangkangan norma law of war, mungkin baginya nilai kemanusiaan tidak ada, yang ada hanya menghancurkan apa yang ada di Palestina.

Hari ini Palestina masih sama yang kemarin bahkan esok lusa akan sama juga ketika tidak ada yang dapat menghentikan agresi militer Israel. Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai lembaga yang menjadi harapan dunia untuk menyelesaikan masalah peperangan dan kemanusiaan saat ini impoten, alih-alih berperan banyak untuk menghentikan agresi itu. Karena pernyataan mengecam dan mengutuk tindakan Israel tidak dapat menghentikan agresi militernya.
Harus ada tindakan yang menjadi solusi efek jangka panjang. PM Israel menyatakan belum akan melakukan genjatan senjata “Kami melanjutkan dengan seluruh kekuatan kami,” kata Netanyahu dilansir AFP, Jumat (3/11/2023).

Manusia disana mungkin hanya menunggu giliran saja dijemput ajal. Saat ini sudah ribuan korban namun dunia masih belum bertindak. Dunia saat ini sudah mati rasa dengan kemanusiaan. Seakan semua takut pada Israel, sementara itu negara besar seperti Amerika Serikat menurut pemberitaan media, berencana memberikan bantuan US$14,3 miliar atau Rp228 triliun untuk membantu Israel yang tengah berperang dengan Hamas Palestina sejak 7 Oktober lalu (cnnindonesia.com). RUU tersebut disetujui oleh parlemen/DPR disana. Oleh karena itu banyak juga yang melakukan demonstrasi warga Amerika Serikat untuk mengingatkan Pemimpinnya.