Tetapi mereka dan penguasa justeru semakin larut berpesta pora di depan elusif rakyat. Wong cilik semakin meratapi tragedi di tengah wajah kuasa yang terlihat bengis, karena egoisme kekuasaan. Menjadi embrio kebencian tumbuh di rahim-rahim hawa pengkhianatan. Sungguh, adegan yang amat menyedihkan!

Duh rakyat jelata masih tercekam oleh Covid-19, ini kok justeru sejumlah petinggi partai politik sudah sibuk tebar pesona untuk menaikkan tren positif. Mereka berusaha mengatrol popularitas dan mendulang elektoral nan elektabilitasnya.

Sosok rupa menawan yang terpampang di baliho raksasa bertarif milyaran rupiah itu, sepertinya tak memancarkan aura simpati lagi. Apa lacur, kampanye di masa Pandemi ini tentu kurang elok, fragmen kurang etis, serta ketoprak kemubaziran yang dipertunjukkan kaum elite politik.

Sungguh kasihan rakyat yang lemah lunglai di bawah penjajahan sang elite politik berafiliasi Punggawa Balairung, rajin menyapa saat memiliki hajatan besar.
Temmalewe’-lewe’ Bawang Coki Madokoe, Engkami Nacaning”
Rakyat hanya dibutuhkan saat Pemilu.

Mereka terus diberi umpan (harapan) agar ikut meramaikan pesta demokrasi. Mafhum, Pemilu seperti memasuki pasar Pabaeng baeng, di dalamnya ada penjual, pembeli dan barang konsumsi. Dalam konteks Pemilu, penjual adalah pemilih, pembelinya para elite partai, sementara barang konsumsinya ialah suara pemilih.

Suara pemilih diperebutkan, sebab bagi elite partai “suara rakyat adalah suara Tuhan”. Namun, aneh bin ajaib ‘kenapa suara Tuhan itu Engkau beli’…!!!
Baliho sebagai media penyampai pesan, tentu baliho spektakuler itu sama saja dengan orang berbicara melalui loudspeaker.

Semakin besar & tinggi pemasangan baliho, kian terasa “suara” yang digemakan semakin kuat. Demikian hasrat para elite politik kian berlomba-lomba saling pamer keunggulan dan unjuk kelebihan. Tak lupa senyum pepsodent menghiasi layar lebarnya isyarat ibah mengharap dukungan. Sejak dini, mereka mulai membangun ‘pencitraan pribadi’, berupaya mendongkrak figur partai serta membangun sketsa positif di mata publik.