Wahai Sang Saudagar Politisi!
Urungkanlah dulu kampanye di tengah masa pandemi Covid-19 ini. Hentikanlah baliho-baliho mahardikamu yang sudah menjamur sana sini.

Soalnya, jasamu terhadap bangsa belum pernah ditemukan masyarakat, performamu masih mengecewakan (kinerja abal-abal), prestasimu pun tak terdokumentasikan oleh zaman millenial. Kecuali keberhasilanmu yang menonjol hanya 2 (dua) prestasi terekam melalui kamera digital negeri. Pertama, tampil mewah di tengah rakyat sedang kelaparan, kedua prestasi tersohormu mampu “mematikan microphone” saat mendengar aspirasi rakyat.

Tanam dulu-lah benih-benih kebaikan jika menginginkan buah “simpati” dan “potential voters” dukungan rakyat, sentuh dan cium jiwanya biar hatinya tak membeku. Jangan hanya muncul menjelang pesta demokrasi. Itulah yang sering Engkau manfaatkan, engkau berliur menebar nuraga dan welas asih melalui baliho jumbomu, bermaksud membius kaum papa dan menyihir golongan kecil.

Bila Anda tidak sudi membantu rakyat yang kini mengalami serba kekurangan, sekalipun Engkau tancapkan jutaan pilar-pilar baliho mercusuar (dari Sabang sampai Merauke). Kadarnya tak lebih onak & borok, hanya mengganggu indahnya pemandangan alam bumi Pertiwi, vandalisme!

Sangat tidak etis apabila dalam kondisi sulit seperti ini, Anda justeru mengambil mementum untuk kepentingan politikmu. Tidak sedikit masyarakat mulai muak melihat konten balihomu. Mendingan pasang baliho Upin Ipin atau Doraemon, biar anak-anak kecil mereka pada senang penuh kegirangan, daripada sosok-sosok ala ‘Janci Mutaroe’ yang rakus jabatan berhaluan dosa mau jadi penguasa Indonesia. Nehi…nehi…!!!
Pabboté Loppo,
Inge’ Bukku’,
Malampe’ Lillah…

Bertebarannya papan reklamemu di rayon Nusantara, kini sudah terbaca sekoloni masyarakat Indonesia, tak lebih engkau hanyalah haus kekuasan.

Pantesan Covid belum kelar, ternyata Engkau hanya fokus ke pencitraan Pilpres 2024, bukan titik pusatnya untuk membasmi korona. Katanya bela rakyat, tapi rupanya Engkau halalkan semua cara tuk mempopulerkan diri.