Namun, tunggu causal nexus-nya, tunggu lentingan bola panasnya. Barang siapa menggali lubang, ia sendiri terperosok ke dalamnya (siapa pun yang melakukan penghinaan, maka dialah yang akan mendapat celaka akibat perbuatannya itu).

Hai Mr. Muhammad Kece!

Desahan kebencianmu terhadap dinullah, sulit untuk dimaafkan! Sebab, sebundel diksi rupanya engkau sudah lama menghujat ajaran Islam. Engkau sejak dulu mengolok olok bahkan telah  memperkosa salam abadinya Islam Wasathiyah. Engkau pula mereorganisasi ajaran permanennya ad-dînul Qoyyim.

Tidak masalah engkau memuja-muji Tuhan-Tuhan sembahanmu, silahkan!
Engkau agung-agungkan doktrin keselamatan-mu, tafadhal!
Engkau ingin taati konsili-konsili kristologi-mu, please!
Tapi, jangan coba-coba memasuki habitat ajaran Muslim untuk mengganggu akidahnya, apalagi mau mengobok-obok risalah-Nya yang sudah sekimiawi lahir batin pemeluknya.

Jangan berani-berani merendahkan Tuhan Muslim dengan mempreteli seloka Izzah-nya. Hal itu jika engkau masih mau menyantap dendeng baladonya warung Padang.

Hai Mr. Muhammad Kece!

Bila Engkau menjual, orang Muslim pasti beli tanpa diskon. Tentukan saja gelanggangnya! Kalau tuan tidak punya ongkos naik taxi menuju lapangan arena ring MMA, akan dibayarkan Gojek taxi-mu. Mau ronde singkat ala Mike Tyson dalam tempo 40 detik, boleh. Atau ingin sekali pukulan mautnya Nabi Musa as langsung terlempar 30 meter, pilih sesuai selera kematian.

Demikian amukan salah seorang preman sangar di Youtube menantang Muhammad Kece duel sampai mati.

Sesekali bunyi gemeretak gigi palsunya mau ‘membanting kerupuk’ tubuh pendek Muhammad Kece di atas ring MMA. Saking emosinya ajaran agamanya dihina si sontoloyo.

Seandainya sekerumunan kucing lewat didekatnya sang preman, pasti kucing-kucing tersebut berlarian dengan kecepatan 100 kilometer per jam bersembunyi di ruang dapur, karena takut kena bogem mentah dan tendangan salto (Mabbongkilang).