Amarah preman sangar menyalak, darah merah Muslimnya mendidih membura dan bersimbur, matanya pun menyala-nyala mirip kucing betina diganggu bayinya. Gambar tato di lengan kanannya ikut bergoyang-goyang pertanda murka. Luar biasa, preman sangar saja geram agamanya dihina, apalagi Muslim sejati.

Di dunia ini, agama apapun tidak pernah mengajarkan pemeluknya memaki-maki dan mengumpat aqidah orang lain. Religi tidak membenarkan penganutnya menghina Tuhan yang tidak seagama. Dogma-dogma ketuhanan pun melarang mencela & mencerca keyakinan orang lain.

Wahai Muhammad Kece!

Hiduplah sesuai kepercayaanmu. Jangan menghardik kredo dan aksioma orang lain, jangan menyalakan api untuk membakar dirimu sendiri dan keluargamu. Kasih sayang dan toleransi adalah kartu identitas orang beragama.

Inilah yang ada di agama kami, Islam. Agama Islam mengajarkan umatnya untuk terus menjalin persaudaraan dan menjaga hubungan baik antarsesama tanpa memandang suku, agama, atau ras seseorang.

Agama bukan di busana, agama bukan letaknya di penampilan, agama bukan tempatnya di microphone youtube. Namun, agama itu ada di dalam qalbun salim (hati yang sehat dan bersih).

Inti agama adalah humanitas (kemanusiaan), “Mali’ siparappé, rebba sipatokkong, malilu sipakaingé’” (Saling mendamparkan jika hanyut, saling mengangkat bila jatuh, saling mengingatkan jika keliru).

Konsepnya hablum minallâh, hablum minannâs dan hablum minal’alam.
Wahai Muhammad Kece, Insyaflah dan sadarlah!

Lebih baik engkau posisikan agama yang engkau anut seperti analogi garam: meresap, menyebar, dan memberikan manfaat bagi semua organ tubuh, tanpa kelihatan. Silahkan berdakwah di youtube pribadimu dengan tidak menginjak-injak dan menistakan agama lain “lakum dînukum waliyadîn” (bagimu agamamu dan bagiku agamaku).

Ini adalah urusan pribadimu Wahai Mr. Muhammad Kece. bukan urusan antara Islam dan Kristen.