“Ayo Prof Moses untuk menempati kursi yang disediakan,” celutuk hadirin. Supardin mendesak, “Ini perintah jenderal” kata sekjen IKA UINAM itu. Begitulah, acara ini tidak memandang siapa senior dan yunior. Meski hadir beberapa guru besar; Lomba Sultan, Rasyid Masri, Hasjim Salenda. Hadir pula Andi Faizal Jollong dari MN KAHMI.
Meski sudah melewati masa Syawal, gelaran halal bi halal tetap bisa terlaksana. Persiapannya kurang dari sepekan. Kerja sama dan sokongan pengurus maupun alumni di Makassar dan luar Sulsel sangat menentukan.

Acara tersebut, tidak nampak adanya keseriusan. Saat master of ceremony (MC) tiba pada sesi menyanyikan lagu Hymne HMI dan Mars KAHMI, ada hadirin yang sempat nyelutuk, “Tidak adakah lagu Indonesia Raya?” Yang lain ikut komentar, “Ikuti saja sesuai apa yang disebutkan MC.” Ada juga yang mengatakan, “Tunggu saja, lagu apa yang ditekan operator.” Oh, ternyata hymne HMI.

Para hadirin menyanyi dengan penuh hikmat dan semangat. Seperti semangat saat baru saja mengiktui “basic training”. Tapi begitu lagu Mars KAHMI mengalun, suara dari para hadirin tidak kompak, saling memandang satu sama lain. Ada juga yang berusaha melihat teks lagu di layar, tapi terhalang beberapa pasang badan di depannya, sehingga sulit terbaca dengan jelas dan lengkap. Maka lagu Mars KAHMI, yang terpotong-potong itu, hanya serempak dan kompak dinyanyikan pada kalimat terakhir, “Yakin Usaha Sampai.” Tepuk tangan gemuruh dan tawa menyatu memadukan rasa.

Setelah menyanyikan dua buah lagu, masuk pada acara pembacaan doa dibawakan oleh Muhammad Kudri. Ini juga termasuk kategori pembacaan doa terunik. Sebab, diakhir doanya dia menutup dengan “yakin usaha sampai” hadirin pun tertawa renyah.