Menurut artikel Ensiklopedia atau umumnya disebut Wikipedia, media sosial adalah alat berbasis komputer yang memungkinkan orang untuk membuat, berbagi, atau bertukar informasi, ide, dan gambar atau video dalam komunitas dan jaringan virtual. Di zaman modern seperti sekarang ini, media sosial sudah melekat erat dengan kehidupan manusia. Bahkan, anak-anak Sekolah Dasar pun telah aktif berselancar di media sosial, padahal sebenarnya usia mereka masih belum pantas untuk menyentuh media sosial. Tapi, seiring berjalannya waktu, berjalan pula perkembangan teknologi dan pengguna teknologi itu.

Bukan Harapan untuk Remaja

Kini, pengguna internet di Indonesia yang berasal dari kalangan anak-anak dan remaja diprediksi telah mencapai 30 juta orang. Data tersebut merupakan hasil penelitian berjudul “Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak dan Remaja di Indonesia” yang dilakukan lembaga PBB untuk anak-anak, UNICEF, bersama para mitra, termasuk Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Universitas Harvard, Amerika Serikat. Studi ini menelusuri aktivitas online dari sampel anak dan remaja yang melibatkan 400 responden berusia 10 sampai 19 tahun di seluruh Indonesia dan mewakili wilayah perkotaan dan pedesaan. Seperti yang dikatakan Angela Kearney, UNICEF Representative of  Indonesia, “Kaum muda selalu tertarik untuk belajar hal-hal baru, namun terkadang mereka tidak menyadari risiko yang dapat ditimbulkan.

Menelisik lebih dalam, ternyata banyak sekali pengaruh negatif dari penggunaan media sosial secara berlebihan. Tidak hanya bagi kehidupan sosial, tetapi dunia pendidikan juga terkena imbasnya. Khusunya bagi para pelajar saat ini, motivasi dan prestasi belajar mereka mulai menurun akibat mulai terbawa arus dari media sosial. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena mereka lebih memilih membuka akun media sosialnya daripada membuka buku pelajaran sekolah, atau lebih memilih menghabiskan waktu dengan bermain game online.