Di dalam benaknya telah terpatri untuk mengesampingkan kegiatan belajar yang akan membuat mereka pusing, dan memilih berkeliaran di media sosial. Mereka terlalu terlena dengan dunia barunya dalam media sosial. Waktu belajarpun menjadi korban karena tidak adanya sikap bijak dalam diri pelajar. Masih ingat dengan istilah Time Is Money? Istilah klise ini bisa ditanamkan sejak dini, manfaatkan waktu yang ada, karena waktu menjadi salah satu aspek penentuan kesuksesan di kemudian hari. Tidak bisa ditolak, media sosial memang membawa kesenangan dan kepuasan bagi para pelajar di sela-sela banyaknya tugas sekolah. Tapi, banyak juga para pelajar yang salah jalan, tenggelam dalam canggihnya teknologi dan mengabaikan tugas sekolah yang mengantre di depan mata.

Jadi, media sosial merupakan salah satu pengaruh yang kuat dalam masalah menurunnya motivasi dan prestasi siswa. Untuk itu diperlukan usaha dari semua pihak agar tujuan utama media sosial tidak melenceng, yakni dari diri sendiri, orangtua, dan pihak website itu sendiri. Sejak dini, para remaja bisa mengatasi dengan memiliki jadwal terntentu dalam bermain media sosial. Dan waktu yang digunakan sebaiknya tidak lebih dari jam belajar. Tidak mungkin waktu bermain media sosial lebih lama dibandingkan waktu untuk belajar.

Pendidikan Tantangan Dasar

Untuk orangtua, bisa mengawasi anak-anaknya ketika sedang berkeliaran di dunia maya. Bukan berarti orangtua duduk manis disebelah anaknya kemudian matanya mengikuti pergerakan sang anak. Menurut saya, itu sudah masuk dalam kata overprotective. Mengawasi anak bisa dimulai dengan menjadi teman dalam media sosial si anak. Dari situ, orangtua bisa melihat apa yang dilakukan anak mereka, apakah masih dalam tahap wajar dalam bermain media sosial atau sudah melewati batas. Dan untuk pihak website, bisa membantu para pelajar dengan menutup situs-situs yang tidak boleh dilihat atau dinikmati oleh pelajar sewajarnya.