RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa pihaknya bersama dengan PPP, Perindo, dan Hanura beserta para relawan hingga kini terus mengumpulkan bukti-bukti adanya kecurangan Pemilu 2024.

Hasto pun mengusulkan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk membentuk tim investigasi yang terdiri dari tim hukum, kelompok ahli hukum, dan para pakar berkaitan dengan demografi.

“Kami akan mengusulkan kepada Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud agar dibentuk suatu tim khusus,” kata Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024), dikutip CNNIndonesia.com.

“Kemudian juga investigasi forensik untuk melihat dari seluruh proses-proses yang ada dan tim khusus ini tentu saja juga akan menampung dari pihak-pihak yang punya interest begitu besar di dalam menjaga demokrasi Indonesia,” jelasnya.

Pasca reformasi, menurut Hasto, baru kali ini pemilu diwarnai dengan gerakan masyarakat sipil dan diikuti oleh gerakan dari perguruan tinggi yang begitu luar biasa.

“Artinya memang ada suatu persoalan yang sangat fundamental yang berkaitan dengan legitimasi pemilu, baik itu proses maupun dari hasil pemilu itu sendiri,” ucapnya.

Usulan tersebut disampaikan di tengah proses quick count (hitung cepat) Pilpres 2024. Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berada tertinggal dari dua paslon lainnya.

Berdasarkan quick count Litbang Kompas per 19.54 WIB dengan 84,45 persen suara yang masuk, Ganjar dan Mahfud mendapatkan 16,07 persen, sedangkan Prabowo dan Gibran mendapatkan 58,81 persen, dan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar 25,12 persen.

Hasil serupa juga ditampilkan Charta Politika dengan 89,80 persen data yang masuk. Ganjar-Mahfud mendapatkan 16,40 persen, sedangkan Prabowo-Gibran 57,76 persen, dan Anies-Cak Imin 25,83 persen.