Akan tetapi, suatu tantangan utama yang mendasar dalam era industri 4.0 adalah post truth yang dimana, ketika informasi yang mengalir begitu deras tanpa kejelasan kebenarannya. Oleh sebab itu, kenyataan ini sangat diperlukan sumber daya manusia untuk berpikir kritis serta mampu memahami bacaan dengan baik hingga menyaring segala jenis bacaan. Hal ini tentu akan diperlukan budaya Reading Comprehension.

Reading Comprehension adalah kemampuan untuk memahami apa yang dibaca. Kemampuan ini tidak hanya dituntut untuk sekadar mengerti dan memahami isi bacaan, akan tetapi pembaca juga harus mampu menganalisis, mengevaluasi serta mengaitkan bacaan dengan pengetahuan yang dimilikinya. Pengukuran pemahaman bacaan atau Reading Comprehension dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, salah satunya adalah dengan melakukan tes objektif yang berisi pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan seperti ide pokok bacaan, detail penting dalam bacaan, struktur bacaan, serta perbendaharaan kata dalam bacaan. Pengukuran ini dilakukan untuk melihat apakah beberapa tujuan membaca yang dilakukan tercapai atau tidak, serta seberapa jauh tujuan yang dimiliki pembaca saat melakukan proses membaca. Sebagai akibat dari memiliki kemampuan Reading Comprehension dalam literasi era industri 4.0 adalah mampu menerapkan serta menjabarkan apa telah dibaca, memiliki tingkat analisis yang baik dari isi bacaan informasi yang dibaca dan mampu memilah informasi yang fakta atau informasi bohong (hoax), sehingga hal ini bisa mengatasi post truth yang menjadi tantangan dalam industri 4.0.

Harapan
Era revolusi industri 4.0 memberikan cahaya baru dalam proses kehidupan masyarakat. Perkembangan ini adalah bagian yang membantu dalam tatanan kehidupan manusia yaitu eratnya hubungan dan komunikasi tentang perkembangan antar sesama bahkan mencakup antar wilayah hingga mencapai kancah internasional.