Ibu dan Ayah Abian terlihat saling bersitatap beberapa detik, setelah itu mereka kembali menatap Abian. Sang ibu tersenyum dan menjawab, “Virus Corona adalah sebuah penyakit saluran pernapasan yang bisa menular. Biasanya penularan Virus Corona terjadi  ketika kita bersentuhan dengan orang yang terkena virus ini. Bisa juga melalui droplet saat seseorang batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, hingga bernapas.”

Kemudian Abian bertanya lagi, “Jadi Virus Corona ini bisa menular melalui udara, dong, Bu?”

Sang ibu mengangguk seraya tersenyum dengan lembut. Ia lalu menjawab, “Betul, Abian. Selain menular melalui kontak langsung dengan penderita Virus Corona, kita juga bisa tertular melalui udara. Tapi,” sang ibu menjeda kalimatnya sejenak, ia meraih segelas air putih di depannya kemudian meneguknya sampai tandas.

Abian masih menunggu, dia nampak tak sabar untuk mendengar kelanjutan penjelasan sang ibu. Mata polos anak itu berkedip-kedip penasaran. “Tapi apa, Bu?”

Sang Ibu meletakkan kembali gelas yang ada di tangannya tadi  ke atas meja, lalu kemudian ia melanjutkan penjelasannya. “Tapi penularan ini terjadi ketika kita berada di ruangan tertutup yang ramai dan sirkulasi udara kurang baik. Misalnya di restoran, kantor, sekolah, mall, dan sasana olahraga atau gym. Makanya sekolah kamu ditutup untuk sementara ini, kan?”

Abian mengangguk mengiyakan.

“Nah, itu karena pemerintah tidak ingin banyak masyarakatnya yang tertular Virus Corona.”

Kali ini Abian mengangguk-angguk paham, anak itu berlagak seperti orang dewasa tetapi malah terlihat menggemaskan. Kemudian dia hendak bertanya lagi, “Tapi, Bu…,”

“Sudah, nanti saja kamu bertanya lagi, lebih baik kamu makan dulu. Nasi kamu sudah hampir dingin, itu.” Sang Ayah memotong.

“Iya, Abian. Itu lihat, Ibu jadi tidak makan-makan karena kamu bertanya terus.” Kakak perempuan Abian juga ikut menimpali. Sementara sang ibu hanya tersenyum di ujung sana seraya mengeleng-geleng kan kepala.