“Itu, Bu, mengenai Virus Corona. Kan, ibu bilang Virus itu menular, kan?”

Sang ibu mengangguk. “Iya, memangnya kenapa?”

“Kalau misalnya kita terkena Virus itu, gejalanya apa aja, Bu?”

Rasa ingin tahu Abian memang sangat lah besar, dan ini bukanlah yang pertama kalinya. Untuk itu, sang ibu tidak lagi heran.

Sang ibu mengelus-elus pucuk kepala putranya itu dengan penuh sayang, ia lalu menjawab, “Infeksi Virus Corona itu ditandai dengan demam dan peradangan saluran pernapasan yang dapat menyebabkan pneumonia atau paru-paru berlendir. Biasanya gejala umum pada orang yang terjangkit virus ini adalah batuk-batuk, kelelahan, serta indera perasa dan indrea penciuman yang tidak berfungsi.”

Abian mengangguk-angguk paham sebagaimana tempo lalu, lantas ia bertanya lagi. “Kalau misalnya kita mulai merasakan gejala-gejala itu, kita harus bagaimana?”

“Pertanyaan yang bagus,” sang ibu mencubit kedua pipi Abian dengan gemas, rasanya dia begitu bangga memiliki seorang putra yang begitu peka dengan keadaan sekitar. “Hal pertama yang kita harus lakukan ketika mengalami gejala Virus Corona yaitu berdiam diri di rumah dan melakukan penyembuhan dengan meminum obat-obatan yang bisa mengurangi gejalanya, tentunya yang sudah diresepkan oleh dokter. Tetapi ini hanya berlaku bagi gejala demam dan batuk saja. Kedua, memisahkan diri dari orang lain. Maksudnya kita harus melakukan isolasi diri dengan menjauh dari orang-orang di sekitar kita. Jika kita ingin berinteraksi dengan orang lain maka kita harus menjaga jarak minimal satu meter. Tidurpun kita harus sendiri dan terpisah dengan orang lain. Ketiga, kita harus memberi tahu dokter tentang keadaan kita agar dokter bisa memberikan pengobatan secepat mungkin.”

Mendengar penjelasan sang ibu, Abian menarik kesimpulan bahwa ketika kita terjangkit Virus Corona maka kita tidak perlu panik apalagi menyembunyikannya. Kita harus segera memberitahu dokter agar kita bisa deberi pengobatan secepat mungkin dan tidak menularkan Virus itu kepada orang lain.